BELITUNG, belitonginfo.com – Berdiri pada Desember Tahun 2020, Batik Umak beralamat Jalan Takas, Kelurahan Tanjungpandan, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, mulai eksis di kancah modeling, baik tingkat Kecamatan, Kabupaten hingga Nasional.
Didirikan oleh seorang wanita bernama Nugraheni Astuti. Batik Umak kala itu berdiri pada masa-masa Negeri sedang dilanda Pademi Covid 19.
Kakak Angkat Nugraheni di Kota Solo saat itu bercerita, bahwa masa Pademi membuat sejumlah tenaga kerja dikurangi.
Sehingga meminta bantuan kepada Nugraheni agar mendirikan dan membuat batik.
“Waktu itu langsung saya tertarik dengan batik. Kemudian saya membuat batik pertama saya dengan motif buah sisilan dipadukan dengan jengger ayam. Inspirasi itu berawal dari suami saya. Kata suami saya waktu kecil suka main di hutan nyari buah sisilan itu,” jabar Nugraheni kepada belitunginfo.com, Sabtu (28/05/22).
Setelah membuat batik motif buah sisilan dipadukan jeger ayam. Dirinya kembali membuat batik motif kedua yaitu daun simpor dengan dua warna berbeda hijau dan orange.
“Semua batik yang dibuat ada filosofinya. Di dalam tiga buah sisilan itu, menggambar tiga orang anak yang juga kebetulan ada tiga orang. Kemudian dua daun itu menunjukkan orang tua. Sedangkan ranting yang menjulang tinggi itu, menuju kesuksesan,” terangnya.
Setelah sukses membuat 2 motif batik buah sisilan dipadu jejer ayam serta daun simpor. Dirinya melanjutkan membuat batik tumbuhan keletak’an.
“Nah, untuk motif keletak’an ini, baru kemarin dipakai oleh Bujang Dayang yang ditingkat Kecamatan,” jelasnya.
Sedangkan batik tulis, dirinya lebih terinpirasi dengan kecantikan hewan Tupai asal Pulau Selat Nasik atau Tusena.
“Saya menggunakan motif Tusena (Tupai Selat Nasik). Karena Tusena ini sangat cantik dibagian ekor dan tubuhnya yang begitu unik, sehingga saya tertarik membuat motif Tusena ini,” terangnya.
Ia mengatakan, hampir semua batik yang ia buat menggunakan mesin printing namun bukan printer mesin tapi printing high mad.
“Perbedaannya, kalo printing mesin tidak akan ada cacat. Semua gambarnya mulus. Tapi kalo high mad itu ada titik-titik tertentu terlihat cacat karena itu manual yang dikerjakan oleh tenaga manusia,” paparnya.
Anggunnya Carissa Muten Finalis Dayang Belitung Tahun 2022 kenakan Batik Umak Bermotif Daun Keletakan.
Carissa Muten Kenakan Batik Umak saat masuk dalam pemilihan finalis yang juga merupakan salah satu syarat peserta yang menuju masuk final harus menggunakan pakaian batik.
Informasi yang diterima, Carissa mendapatkan batik motif keletakan buatan Batik Umak itu dari sebuah bingkisan dari penyelenggara ajang Bujang Dayang Belitung tingkat Kecamatan.
“Kebetulan dia (Carissa) mendapatkan bingkisan batik motif keletakaan yang berwarna hijau,” Nugraheni Astuti
Di tempat terpisah, Finalis Dayang Belitong 2022 Carrisa Muten akui, selain sebagai peserta Bujang Dayang Belitung, dirinya juga merupakan Brand Ambassador beserta modeling katalog dari Batik Umak.
“Salah satu syarat dari panitia harus menggunakan batik yang kita promosikan. Jadi sebagai Brand Ambassador dan Model Katalog Batik Umak tentunya saya menggunakan Batik Umak. Jadi semalam itu saya menggunakan Batik Umak yang berwarna hijau,” kata Carissa.
Ia mengatakan, selain nyaman dikenakan, Batik Umak juga cocok untuk semua kalangan. Selain berkualitas juga modern.
“Selain memiliki warna colorfull serta motif-motifnya memiliki ciri khas sendiri dari batik-batik yang lain,” kata Carissa. (Welly16)
Ayo yang mau Kepo dengan perkembangan berita belitonginfo.com dapat mengklick link di bawah ini :
Facebook (dengan kamu mengklick link ini, kamu akan masuk ke Facebooknya belitong info) ayo klik sekarang juga
Kami juga Ada Channel Youtube Untuk melihat berita kami secara visual.